MyCSSMenu Save Document [+] Open Visual Interface

Minggu, 03 Juli 2011

Belajar Mikrokontroler AT89S51/52

temen-temen, sya mau sher coretan orang mengenai Mikrokontroler AT89S51/52. bagi yang butuh refrensi buat belajar olangan,ini ada beberapa materi dan teori berkenaan Mikrokontroler AT89S51/52. maaf saya save-nya di ziddu

MODUL MIKROKONTROLER AT89S51/52
DOWNLOAD File

TUTORIAL SISTEM MIKRO KONTRILER AT 89S51, OLEH : HENDAWAN SOEBHAKTI, ST.
DOWNLOAD file

Pemrograman Dengan Bahasa Assembly Versi 1.0
DOWNLOAD file

itu dulu ya, saya lupa nyimpen assemly yang khusuhson buat AT 89S51/51. ENTAR PASTI di sher ok

Rabu, 05 Mei 2010

Program Antisipasi Resiko



PROGRAM ANTISIPASI RESIKO

Oleh : Abdus Salam

Sebelum membaca lebih lanjut, perkenankan penulis memaparkan alasan penulis dalam menulis dan atau menjalani propesi sebagai konsultan financial. Propesi ini sagat jauh melenceng dari disiplin ilmu yang penulis ambil selama menjalani dunia pendidikan. Waktu SMK penulis mengambil konsentrasi Elektro, tepatnya Instalasi Penerangan dan Tenaga. Di perguruan tinggi penulis melanjutkan ke program studi Elektronika Idustri yang kalau dikaitkan dengan disiplin ilmu waktu di SMK, penulis melanjutkan dari keilmuan Instalasi Tenaga (control mesin industry).

Bukan karna pesimis, bukan pula lapangan pekerjaan tidak menampung skil yang penulis milki dan bukan pula karna penulis tidak mampu menciptakan suatu lapangan yang berhubungan dengan bidang ke-ilmuan penulis. Di sini penulis berusaha untuk menjadi insan yang bisa memberi solusi kongkrit pada setiap orang, sebagaimana konsep kebahagiaan yang penulis pegang yakni ‘penulis akan merasa bahagia jika penulis dibutuhkan banyak orang’. Perlu pembaca ketahui bahwa kita akan merasa bahagia jika kita dihargai orang lain, dan kita akan dihargai orang lain jika kita bermanfaat bagi orang tersebut. Prestasi adalah sebuah pengakuan khalayak ramai terhadap kita, begitu pula prestasi ++ yang ingin penulis ambil yakni pengakuan bahwa penulis seorang yang memiliki skil dibidang keilmuan sebagaimana yang diambil selama di dunia pendidikan skaligus sebagai konsultan financial. Dengan harapan dapat membantu banyak orang mengantisipasi masalah finansial akibat resiko-resiko yang mungkin akan terjadi.

Adapun argumentasi lain yang lebih mendasari adalah arahan dari orang tua dan wawasan serta misi organisasi yang penulis pernah berkiprah didalamnya. Dimasa kecil, orang tua selalu membimbing dan mengarahkan. Dimana arahan, bimbingan dan nasehat tersebut kalau dirangkum bisa di-zip dalam satu klaimat, yakni ‘jadilah kamu orang yang bermanfaat bagi orang lain’. Namun hal pertama yang harus diingat adalah bagaimana bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi diri sendiri/tidak membebani orang lain, setelah itu jadilah orang yang bermanfaat bagi keluarga, bermanfaat bagi orang terdekat dan berusahalah menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Demikianlah pesan orang tua yang terus memotifasi penulis untuk berfikir dan berusaha memberi solusi bagi yang memerlukan.

Organisasi kemahasiswaan, khususnya bergerak pada pengkaderan dan pergerakan selalu melontarkan kritik dan rekomendasi pada sistem yang berkuasa. Di organisasi itulah penulis pernah berkiprah, berkiprah untuk menjalankan misi yakni pencerdasan kader dan menawarkan solusi pada sistem dengan metode aksi (demontrasi) dan audiensi. Hal tersebut dilakukan demi terciptanya keadilan, kedamaian, dan keselarasan hidup pada masyarakat. Sebagai mahasiswa, hal yang bisa dilakukan dalam hal ini adalah tidak lain hanya penyalur lidah rakyat tidak lebih dari itu. Aspirasi disampaikan pada pihak yang berkuasa untuk menjalankan rekomendasi tersebut, sipapa yang berhak merubah kondisi yang ada sehingga keadilan tercipta tidak lain adalah pemegang kekuasaan. Apakah kritik, saran dan rekomendasi yang disampaikan mahasiswa mendapat respon positif baik oleh masyarakat dan pemegang kekuasaan? sayangnya masyarakat hari ini banyak yang telah memandang negative tentang pergerakan yang dilakukan mahasiswa. Banyak media masa yang mempublikasikan cuplikan-cuplikan aktifitas mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi mungkin dapat dinilai hal anarkis, meskipun itu adalah hal yang harus dilakuakn untuk mendapatkan perhatian agar aspirasi didengarkan public. Dari pengalaman tersebut penulis mengambil kesimpulan, pergerakan mahasiswa sama halnya yang telah disampaikan oleh orang tua. Bagaimana bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. Bagi adik-adik yang ingin terus melanjutkan hal tersebut, selamat berjuang dan pantang menyerah. Hari ini penulis memilih untuk berkiprah sebagai konsultan financial, tepatnya sebagai Agent di AXA Financial (lembaga keuangan). Jalan ini merupakan suatu upaya dalam membantu yang membutuhkan informasi dan saran dalam mengantisipasi resiko financial. Karna, masalah hidup selalu dibenturkan dengan resiko financial, semoga langkah yang diambil penulis mendapat respon positif oleh semua pihak.

Mengapa konsultan Financial Perlu?

Resiko, ya resiko merupakan suatu hal yang selalu ada dalam hidup manusia. Selama manusia masih hidup, resiko akan selalu membayangi dan selalu berhubungan dengan masalah financial. Yang harus kita hindari adalah, agar jangan sampai kita menghadapi resiko dengan cara yang salah.

Pentingnya Perencanaan Keuangan (Financial Plan)

Setiap orang bekerja mencari nafkah, pasti memiliki sejumlah tujuan keuangan dalam hidup. Hal tersebut adalah keniscayaan, meskipun pekerjaan merupakan suatu hal yan menyenangkan dan membuat kita menjadi lebih hidup. Yang dimaksud dengan tujuan keungan (financial goal) adalah segala tujuan yang ingin dicapai pada waktu yang akan datang yang membutuhkan persiapan keuangan. Contohnya ingin membeli sebuah rumah dalam waktu 5 (lima) tahun yang akan datang, membeli mobil dalam waktu 7 (tujuh) tahun yang akan datang, ingin pergi berlibur pada akhir tahun, biaya pendidikan putra dan putri tercinta (misal 10 tahun kedepan putra dan putri butuh biaya kuliah secara bersamaan), atau biaya pensiun dengan income tertentu pada usia 50 tahun. Semua itu adalah contoh-contoh dari financial goal.

Untuk mencapai tujuan keuangan tersebut, seseorang memerlukan sebuah perencanaan keuangan yang matang, didalam perencanaan tersebut, terdapat saran mengenai apa saja yang harus dilakukan agar tujuan keungan tersebut dapat tercapai. Dan perlu kita perhatikan, sebuah tujuan keungan (financial goal) akan dapat tercapai jika kita bisa mengantisipasi resiko yang mungkin akanterjadi dalam hidup kita. Artinya financial plan haruslah disertai dengan program antisipasi resiko.

Beberapa Resiko yang Pasti Terjadi

Tidak semua resiko pasti terjadi pada diri kita. Akan tetapi, dari semua resiko beberapa resiko pasti terjadi. Tutup usia (kematian), misalnya, cepat atau lambat resiko ini pasti terjadi. Dan tentu saja, tidak semua orang siap menghadapi akibat keungan yang akan muncul dari resiko ini. Ada bebearap hal yang harus disiapkan, yang pasti, sebagai anggota keluarga yang baik kita perlu memikirkan apa yang harus di tinggalkan buat keluarga. Apakah jika resiko ini terjadi keluarga sudah siap, siap dalam arti kesiapan Financial. Jangan sampai meninggalkan beban hutang pada ahli waris, bagi seorang kepala keluarga hal ini merupakan tanggungjawab besar, Bagaimana putra dan putri bisa tetap bertahan hidup dan bisa melanjutkan pendidikannya. Bagaimana istri tercinta tidak merasa pincang dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Banyak orang muda yang masih berusia 30-an, menganggap ‘enteng’ resiko tutup usia. ‘saya toh masih muda, umur saya sekian tahun lagi’, begitu dalam benak pemikirannya. Tapi siapa yang bisa tahu usia seseorang akan panjang atau pendek? Apa yang terjadi jika ia mengalami tutup usia satu atau dua tahun kemudian. Sementara anaknya belum selesai sekolah dan masih banyak tanggung jawab lain yang belum ia lunasi. Catatan, program antisipasi resiko bagi yang masih lajang akan diperjelas dalam bab lain. Namun bab ini merupakan dasar, karena semua orang pasti memiliki cita-cita untuk berkeluarga.

Bukan hanya resiko tutup usia (kematian), resiko lain yang pasti terjadi adalah sakit, baik ringan maupun berat. Memang ada orang yang tidak pernah mengalami sakit, namun persentasenya sangat kecil. Terlepas resiko sakit ringan atau berat, resiko ini bisa menggagu kondisi Financial. Misalkan resiko ini berakibat tidak mampu bekerja, tentu penghasilan berkurang. Atau bahkan bisa berakibat pada berkurangnya income, misal butuh biaya untuk berobat ke Rumah Sakit. Lalu bagaimana jika resiko ini berakibat tidak bisa melakukan pekerjaan meskipun sementara, tiga bulan misalnya, lalu perusahaan tempat bekerja tidak bisa mentolelir sehingga berdampak PHK. Bagaimana dengan biaya Rumah Sakit, dan bagaimana masa depan keluarga. Semoga kita bisa terhindar dari resiko ini.

Beberapa Alasan Pentingnya Melakuakan Antisipasi Resiko

Kalau kita cermati, dari pemaparan di atas ada beberapa alasan kenapa penting sekli antisipasi resiko dilakukan. Yakni:

  1. Beberapa resiko bisa bepengaruh pada financial anda.
  2. Beberapa resiko pasti terjadi.

Kesalahan Umum Dalam Mengantisipasi Resiko

Bagi yang sudah berkeluarga, setelah anda tau kemungkinan resiko yang akan terjadi dan ingin membuat program antisipasi resiko terhadap diri sendiri maupun keluarga anda. Tentu anda harus tau apa yang dilakukan dalam mengantisipasi resiko dan kesalahan apa yang sering dilakukan orang dalam mengantisipasi resiko.

APA YANG BISA DILAKUKAN DALAM MENGANTISIPASI RESIKO

Cara antisipasi yang paling sering dilakuakn orang adalah dengan mengambil asuransi. Pengambilan asuransi sebagai bentuk pembagian/pangalihan atau transfer resiko pada pihak lain dalam hal ini adalah lembaga asuransi, perwujudannya adalah dengan ditandatanganinya kontrak antara perusahaan asuransi dengan nasabahnya. Didalam kontrak disebutkan bahwa apabila nasabah mengalami resiko tertentu (sebagaimana tercantum dalam kontran/polis), maka lembaga asuransi akan memberikan santunan (UP - uang pertanggungan) dengan jumlah tertentu (sebagaimana kontrak (polis)).

Banyak orang beranggapan bahwa asuransi bisa menghindari terjadinya suatu resiko. Tidak. Asuransi tidak bisa menghindari resiko, namu asuransi akan membantu akibat financial yang ditimbulkan dari resiko yang terjadi. Contohnya, resiko masuk rumah sakit diantisipasi dengan mengambil asuransi kesehatan (Hospital I income and surgical (HIS)). Asuransi HIS tidak menghindari terjadinya resiko masuk rumah sakit, namun asuransi HIS akan membantu akibat financial (santunan untuk biaya RS) jika resiko itu terjadi. Lalu bagaimana cara menghindari resiko sakit yang berakibat harus mengeluarkan biaya berobat kerumah sakit? Harus dari anda sendiri, yakni dengan makan teratur, istirahat teratur, jaga kebersihan dll. Itulah caranya.

Kesalahan kesalahan

Banayak orang melakukan kesalahan dalam mengantisipasi resiko. Berikut pembahasan kesalahan-kesalahan umum yang sering dilakuakn. Kesalahan tersebut adalah:

  • Menganggap asuransi sebagai judi.
  • Tidak percaya terhadap asuransi.
  • Sudah merasa cukup dengan perlindungan dari perusahaan.


Menganggap asuransi sebagai judi, banyak orang menganggap asuransi sama dengan judi, ini karna sifat asuransi tidak pasti, dimana santunan asuransi akan diberikan jika terjadi suatu resiko. Perlu diketahi bahwa asuransi tidak sama dengan judi. Ini karna dalam judi anda bertaruh untuk menang. Dalam asuransi anda bertaruh untuk kala. Pertanyaannya sekarang, siapa yang bertaruh untuk kalah. Misal anda mengambil asuransi kesehatan (Hospital I income and surgical (HIS)), apakah anda ingin sakit dan dirawat dirumah sakit atau bahakan andan ingin sakit kritis karna jika sakit kritis anda mendapat santunan dengan jumah rupiah yang banyak. Jawabannya tidak, karna dapat dipastikan setiap orang menginginkan dirinya selalu sehat. Contoh lain, jika orang tua anda mengambil asuransi jiwa (maestro link plus) anda sebagai ahli waris akan mengharap orang tua anda cepat-cepat meninggal. Tentu tidak. Asuransi tidak sama dengan judi. Misal, meskipun penulis mengambil asuransi kecelakaan, akan tetapi penulis tidak pernah berharap sekalipun untuk terjadi resiko kecelakaan terhadap diri penulis. Asuransi kecelakaan penulis ambil tidak lain hanya sebagai antisipasi jika terjadi resiko kecelakaan pada diri penulis kerugian financial yang terjadi dapat terbantu oleh polis yang telah penulis tandatangani. Oleh sebab itu mari kita anggap asuransi sebagai proteksi, proteksi jika terjadi resiko akibat financial dapat ter-cover.

Tidak percaya pada asuransi, ada sebagian orang yang tidak percaya pada asuransi atau bahkan tidak percaya dengan bisnis asuransi. Mereka tidak percaya asuransi akan menggantikan klaim mereka jika t erjadi resiko. Ada juga sebagian orang yang trouma karna pernah merasa keslitan dalam mengajukan klaim karna pernah terjadi resiko.

Tidak bisa pungkiri bahwa, asuransi merupakan suatu cara untuk mengantisipasi resiko yang akan mungkin terjadi pada diri kita. Kalaulah kita pernah merasa kesulitan dalam mengajukan kalim, atau kesulitan dan kendala lain adalah hal wajar. Ini karna lembaga asuransi terdiri dari manusia, sebagaimana sifatnya ‘tidak luput dari kesalahan’ terutama kesalahan teknis. Namun, ibarat kita memakai baju, jika kita merasa kurang nyaman dengan satu baju apakah kedepan kita tidak akan memakai baju lagi. Hal yang harus kita lakuakan adalah untuk mencari baju yang kualitasnya lebih baik, mungkin bisa kita lakuakan dengan pergi ke took baju selain tempat kita beli kemaren atau dengan memilih bahan yang lebih baik. Begitu pulalah dengan asuransi, kita bisa pilih yang pelayanannya lebih baik. Jika memang sudah ada yang memiliki pelayanan standart iternasional kenapa tidak kita pilih.

Sudah merasa cukup dengan perlindungan dari perusahaan tempat bekerja, ada sebagian orang yang merasa cukup dengan janji yang diberikan perusahaan tempat ia bekerja. Dimana jika terjadi suatu resiko yang tidak diinginkan baik oleh perusahaan atau oleh anda sendiri maka perusahaan akan memberikan santunan atau memberikan pesangon sejumlah … atau dengan rumus perkalian gaji pokok anda bekerja, misal jika terjadi resiko kecelakaan di tempat kerja dan berakibat cacat permanen. Yang mungkin tidak anda sadari adalah, apakah nominal yang akan keluar cukup? Bisa jadi nominal yang dikeluarkan tidak mencukupi biaya hidup anda dan keluarga anda.

Kita juga harus mempersiapkan jika terjadi suatu kondisi produksi perusahaan menurun akibat kurangnya permintaan atau kurangnya bahan baku sehingga perekonomian perusaan menurun dan tidak mampu memberikan pesangon sekaligus atau bahkan pesangon tidak bisa diberikan. Hal ini penulis sampaikan karna penulis pernah melihat kenyataan dilapangan, sebuah perusahaan besar yang memiliki beberapa cabang dan memiliki puluhan ribu karyawan dan pada tahun 2002 koleps total. Terhitung puluhan ribu karyawan di PHK, dan tidak medapat pesangon selain janji 5 tahun kedepan pesangon akan diberikan itu pun tidak sekaligus. Dan ada kayawan yang tidak dipecat namun karna tidak tersedianya bahan baku maka di lapangan tidak bekerja sama sekalai. Kenapa perusahaan tidak berani mem-PHK ribuan karawan meskipun tidak ada aktifitas lain ribuan karyawan tersebut selain mengisi absen. Hal tersebut dilakukan perusahaan karna tidak tersedianya dana untuk memberikan pesangon.

Didalam sebuah buku seri perencanaan keuangan ‘mengantisipasi resiko’ oleh safir sendu dijelaskan bahwa, setelah kita mengenali resiko pada tahap pengambilan keputusan kita dihadapkan pada lima opsi, yakni: hindari resiko, kurangi resiko, hadapi resiko, bagi resiko dan transfer resiko. Suatu hal yang penulis garis bawahi dari buku tersebut adalah “tidak bisa disangkal lagi, asuransi merupakan suatu cara untuk mengantisipasi resiko-resiko yang mungkin terjadi pada diri anda”.

Tanggunga jawab hidup, dan analisis resiko yang mungkin bisa terjadi pada diri kita, gambar 1 dibawah mengilustrasikan beban hidup seorang kepala keluarga. Bagi seorang kepala keluarag, pernahkah anda memikirkan bagaimana biaya pendidikan putra dan putrid anda?, biaya cicilan rumah atau renovasi rumah?. Pernahkah terpikir bagaimana membalas budi pada orang tua yang membesakan kita dan membiayai hingga kita bisa mandiri?.. dan bagi anda yang masih lajang, pernahkah hal ini terpikirkan? Bagaimana cita-cita anda dalam membangun keluarga kedepan?.

Gambar 1. Seorang kepala keluarga yang memikirkan tujuan keuangan (financial goal)

Program antisipasi resiko merupakan sebuah jawaban untuk merealisasikan impian anda, berikut penulis akan jelaskan konsep-konsep untuk merealisasikan impian anda. Program ini dibuat sedemikian rupa agar, jika terjadi suatu resiko yang tidak kita inginkan maka impian itu tidak musnah diterpa oleh resiko yang mungkin bisa terjadi.

Konsep pertama

Gambar 2. Konsep keuangan dari AXA Finansial, dalam cerita sebelum dibangun pilar.

Perhatikan gambar 1 di atas. Gambar tersebut gambaran konsep keuangan, berikut penulis akan ceitakan secara lengkap tentang konsep keuangan tersebut. Sebagai contoh, penulis sedang menceritakan konsep keuangan gambar di atas ke bapak Budi, dan memintak pendapat pat budi tentang konsep keuangan tersebut. Bapak budi seorang kepala keluarga yang ber usia 29 tahun memiliki satu orang putra dan satu orang putri. Cermati konsep berikut dengan memperhatikan gambar 1.

Sekalai lagi, perhatikan gambar 1. Didalam kosep keuangan ini di gamabarkan ada sebuah keranjang, keranjang ini terisi penuh dengan batu ada yang besar dan ada yang kecil. Keranjang batu tersebut berdiri di atas sebuah papan, dan dibawah papan ini adalah anda pak budi, dengan kedua tangan terangkat ke atas menopang keranjang batu ini. Di sebelah anda adalah istri anda pak, juga dengan kedua tangan terangkat ke atas menopang keranjang batu ini. Anda berdua berdiri di atas tanah yang tidak rata, maksudnya adalah tanah ini menggambarkan hidup yang tidak pasti, kadang di atas dan kadang di bawah.

Pak Budi, apa yang sebenarnya anda dan istri anda topang?. Batu ini menggambarkan biaya hidup seperti makan, pakaian, transportasi, komunikasi dll. Batu ini menggambarkan biaya kesehatan, biaya pensiun, rumah, orang tua serta tabungan dan investasi. Jadi semua beban inilah yang setiap saat anda dan istri anda topang. Betol pak budi?

Pak budi, pernah anda merasa lelah menopang tanggung jawab sebesar ini, Pernahkah anda merasa begitu lelah hingga anda ingin menurunkan tangan sejenak untuk beristirahat?. Namun, jika anda melakuakn itu pak, apa yang terjadi dengan keranjang batu ini!? Ya, keranjang batu ini akan jatuh dan isinya berantakan. Artinya, betapapun beratnya hidup anda, anda harus selalu mengangkat tangan anda tinggi ke atas menopang keranjang batu ini.

Nah pak budi, bagaimana jika istri anda tidak lagi berada di sini (sampinga pak budi) untuk membantu bapak. Keranjang batu ini tentu akan jatuh berantakan juga kan pak!.

Berarti masalahnya adalah, bagaimana caranya agar keranjang batu ini tetap berada di posisinya. Satu-satunya cara pak, adalah dengan mendirikan pilar di kedua sisinya. ‘Perhatikan gambar 3 di bawah, dan bandingkan dengan gambar 2’

Gambar 3. Konsep keuangan dari AXA Finansial. Dalam cerita, setelah dibangun pilar.

Pilar ini (pada gambar 3) menggambarkan uang. Anda tentu setuju dengan saya pak, jika anda memiliki uang yang cukup apapun yang terjadi terhadap diri anda, atau bahakan istri anda, bahkan anda berdua, semua kebutuhan ini akan terpenuhi.

Apakah menurut bapak kedua pilar financial ini sangat penting bagi keluarga pak Budi?. Nah tugas saya adalah untuk membantu anda untuk memiliki pilar yang kokoh seperti ini bagi keluarga anda.

Saya tekankan, tugas penulis sebagai agen dari AXA Financial adalah untuk membantu anda agar memiliki kedua pilar yang kokoh sebgaimana gambar 3.

Untuk memiliki kedua pilar sebagaimana konsep keuangan di atas caranya adalah dengan menabung. Sepakat atau tidak cara itu yang harus dilakuakan, dan sebagian besar orang menabung di bank. Ya, menabung di bank, penulis sangat sepakat dengan menabung di bank karna banyak fasilitas yang memudahkan nasabah seperti ATM, pembyaran auto deit dll. Intinya taungan bisa diambil kapanpun dan dimana pun asalkan fasilitas untuk transaksi penarikan tabungan ada. Namun ternayata menabung di bank saja tidak cukup, selain terdapat kelemahan pada diri kita dalam mengatur biaya hidup bank tidak akan mengng-cover jika terjadi suatu resiko pada kita (baca resiko pasti dan resiko yang mugnkin). Dalam kondisi seperti apapun diri kita, fasilitas yang diberikan oleh bank tetap sama. Oleh sebab itu, selain menabung di bank yang memudahkan anda melakukan transaksi penyetoran dan penarikan penulis merekomendasikan pembaca untuk menabung di AXA Financial.

Banyak manfaat yang bisa kita dapat dengan menabung di AXA Financial, dimana manfaat adalah untuk mengantisipasi resiko yang mungkin akan terjadi pada diri, (baca resiko pastidan resiko mungkin). Sebagai contoh cerita pak Budi di atas, selain menabung di BANK pak Budi juga menabung di AXA Financial. Jika pak Budi menabung di AXA financial sebesar Rp. 500.000,-/bulan dari usia 30 s/d 50 Th, maka pak Budi akan mendapatkan manfaat sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 1. Manfaat menabung di AXA Financial

Penjelasan Tabel 1

  • Jika terjadi resiko sakit dan dirawat/berobat Kerumah Sakit maka pak budi akan mendapatkan santunan sebesar Rp. 200.000,- atau Rp. 400.000,- jika di opname.
  • Jika terjadi resiko sakit kritis (critical illnes), maka pak budi akan mendapat santunan sebesar Rp. 50.000.000,- cas.
  • Jika terjadi resiko tutup usia maka ahli waris akan mendapat santunan sebesar Rp. 120.000.000,- atau Rp. 240.000.000,- jika tutup usia karna kecelakaan.
  • Jika kondisi yang kita inginkan terjadi pada pak budi, sehat sampai usia 50 Th, sesuai kontrak yakni menabung dari usia 30 s/d 50 Th maka pak Budi akan mendpatkan hasil tabungannya sebesar ± Rp. 400.000.000,-.

Dengan berbgai manfaat di atas kita dapat berhitung, Rp. 500.000,-/bulan (Rp. 6.000.000,-/Th) dan toal selama menabung 20 Th adalah Rp. 120.000.000,- (6.000.000 × 20 Th = Rp. 120.000.000,), pak budi bisa mendapatkan ± Rp. 4.00.000.000,-. Ini lah kosep menabung di AXA Financial, dan ingat AXA Financial akan memberikan manfaat seperti ini jika anda menabung di di AXA Financial.

Pembaca yang budiman, jika anda ingin medapatkan manfaat atau resiko-resiko sebagaimana tertera dalam tabel di atas di cover oleh AXA Financial segera hubungi penulis dan bikin kontrak. Penulis akan membantu secara administrasi. Dan jika anda ingin mendapat manfaat yang lebih, silahkan konsultasikan pada penulis.

Pembaca yang budiman, baca ulang dan mulailah merancang program antisipasi resiko demi tercapanya impian anda dan keluarga anda. Ingat, Program Antisipasi Resiko ini akan bearti jika pembaca menjalankannya. Dalam bab berikutnya penulis akan menjelaskan konsep maestro syariah dan tabungan pendidikan.

Next Page


Refrensi:

Senduk, safir. Mengantisipasi Resiko seri perencanaan keuangan keluarga. 1999. Jakarta : PT. Elek Media Komputindo kelompok Gramedia.

Santanu, Erbe. 2002. Kuantum ikhlas teknologi aktifasi kekuatan hati. Jakarta : PT. Elek Media Komputindo kelompok Gramedia.

Modul training product knowlage. AXA Financial. Edisi: 2010